Selera yg Terjajah

Category: By Razaq Manan Ahmad

Pernah denger lagu2nya Sujiwo Tedjo?
Suka ga?
Klo suka, pantaslah saya ucapkan Congratz...
Selamat datang di zona orang aneh (om Sujiwo Tedjo bilang gt di blognya dan saya termasuk di dalamnya, hehehe =D)...

Dari hasil penelitian kecil2an dgn metode indepth interview terhadap 3 orang, saya menemukan bahwa 2 dari 3 orang ketika ditanya ”Mau denger lagunya Sujiwo Tedjo?”, dgn seketika berkata ”males ah ngedengerin, pasti aneh, orgnya aja serem”.
Kemudian, 1 dari 3 orang ketika diperdengarkan salah satu lagunya Sujiwo Tedjo berkata ”Musiknya benernya enak, tp gara2 ga ngerti liriknya, jd males ngedengerin ampe slese”. 3 dari 3 orang tersebut ketika diminta untuk membeli cd Sujiwo Tedjo berkata ”Gila aja, mending bli CD nya xxx xxx xxx (artis barat)”. Kemudian ketika ditawari untuk mendownload lagu2 Sujiwo Tedjo berkata ”Males bener, kmu aja yg download, ngabis2in kuota aja”. 3 orang tersebut, ketika diberi pertanyaan ”Tau ga kmu siapa Sujiwo Tedjo itu?”, seketika menjawab ”Orang aneh, serem pula”. Kemudian ketika ditanya ”Apa pendapatmu mengenai org yg suka lagu2nya Sujiwo Tedjo?”, mreka menjawab ”Orang aneh”.

Saya jadi heran, kenapa siy banyak generasi muda saat ini yg ga bisa ngehargai karya seniman asli Indonesia?? Knapa siy mreka menjadi subyektif terhadap suatu karya seni? Apa ga tau mreka klo Sujiwo Tedjo tuh salah satu seniman kebanggaan Indonesia? Apa ga tau mreka klo Sujiwo Tedjo tuh sering tur keliling Eropa n AS, entah sbg dalang, pemusik, atau sastrawan? Apa ga tau klo Sujiwo Tedjo tuh seorang jenius di bidangnya?

Klo saya simpulkan, inilah salah satu bukti bahwa negeri Qta ini msh terjajah. Bukan terjajah secara fisik, namun terjajah scara ideologi, budaya, bahkan selera. Implikasinya, penjajahan tersebut membuat Qta subyektif dalam menilai sesuatu, contohnya aja karya seni (contoh : lagu2 Sujiwo Tedjo). Saya yakin, bila ditawari untuk dengerin lagunya System of A Down atau Sujiwo Tedjo, pasti mayoritas dari Qta bakal milih dengerin lagunya System of A Down. Ini tak lain karena selera pun telah terjajah. Selera yg terjajah membuat kebanyakan dari Qta memandang rendah karya seni seniman Indonesia. Selera yg terjajah membuat kebanyakan dari Qta lebih menghargai karya seniman asing daripada seniman asli Indonesia.

Contoh paling mudah melihat penjajahan terhadap selera musik, adalah dgn melihat pada daftar playlist lagu di Ipod, MP3, atu Winamp anda. Jika mayoritas lagu atau malah sluruh lagu yg ada di playlist kalian adalah lagu2 barat, berarti anda pantas mendapatkan ucapan SELAMAT, SELAMAT karena anda telah dan masih terjajah, hehehe =D

What do you think Dude??

 

3 comments so far.

  1. karina 4 August 2008 at 22:29
    Well well...

    kalo menurutku si, ga tau lagi kalo yang lain..., menurutku bukan musik indo vs musik barat si...tapi lebih condong ke kualitas yang diadu... well we have to admit, mostly musik indonesia..not that great (baca:sucks)hehe...

    eniwey...
    kalo soal sujiwo tedjo...,siapapun yang belom kenal pastilah melihatnya serem, come on man..., rambut panjang, mata yang tajem dan besar ?? plus dengan segala kegiatan "kesenimanan" nya dia....ya nggak heran kalo orang2 uda keder duluan...mungkin kalo ini masalah 1st impression yha..orang2 mungkin juga keliru..

    Kalo aku si...kalo masalah terjajah enggak.., harus dibandingin sama hal yang sama... jadi kualitas nya disamain dulu, kalo uda sama baru bandingin..., kalo orang2 milih tetel lagu barat padahal kualitas sama.. baru itu yang namanya terjajah... tapi kalo uda jelas beda kualitas..., yha jangan dibandingin...

    kalo soal lagu sujiwo tejo vs lagu barat :
    musiknya enak kok, tapi bahasanya emang ga jelas..., soo ?? what's the point if u don't get the point ? rite?? hahahah
  2. REVOLUSI DIRI 3 February 2009 at 14:10
    Begh,,, aku ekoserapah@yahoo.com

    Aku sangat suka dengan lagunya Embah Sujiwo Tedjo,dan malahan aku sudah dengarin lagunya waktu aku masih kelas 3 SMP ato 1 SMA. Saat itu album pada suatu ketika dan pada sebuah Ranjang. Memang benar kalo untuk memahami karya beliau kita di tuntut menjadi aneh,sebab dengan menelantarkan diri kita kepada sebuah keanehanlah kita dapat melihat realitas alam dan diri. jadi satu hal yang saya ajukan ketika kita hendak mendengar karya beliau, SUDAHKAH KITA TELANJANG?????

    Salam !!!
  3. REVOLUSI DIRI 20 April 2009 at 11:07
    halou...

    Setiap orang mempunyai selera yang berbeda dan hal itu adalah lumrah. Tidak segampang membalikkan telapak tangan untuk memahami sebuah maha karya dengan kaca-mata biasa.

    Memang harus diakui bahwa generasi muda telah jauh bahkan teramat jauh dari suara seruling ,gendang,kecapi atau apalah nama alat musik tradisional tersebut. Mereka lebih dekat dengan Drum,Gitar,bass,keyboard,namun apakah kita lantas menyalahkan telinga mereka yang gak akrab dengan suara2 tersebut??

    Aku adalah seorang penikmat musik yang selalu mencari keanehan pada setiap musik. Butuh proses pendengaran yang cukup memakan waktu bagiku untuk dapat menerima banyak musik di dalam kepalaku,dan hal itu adalah hal tersulit.

    Jadi menurutku nggak baik memojokkan orang2 yang tidak menyukai Sujiwo tejo dengan wacana seperti yang anda postingkan. Biarlah semua orang berproses,sebab setelah setiap orang melalui prosesnya masing-masing maka mereka pasti dapat menentukan mana yang terbaik untuk mereka saat ini serta dapat menenangkan jiwa mereka.

    Seni adalah persoalan Jiwa dan aku yakin Sujiwo tejo sendiri tidak pernah memojokkan orang-orang yang tidak menyukai karyanya dengan sebuah wacana yang subjektif.


    Itu saja....

    Penggemar sujiwo tedjo yang terdampar pada sebuah ranjang di gorong-gorong stasiun tua.

Something to say? Your comments here!